No. 24, 29 Shafar 1432 H/02 Februari 2011 M
ALUMNI : Aset
Penting Pesantren Darussalam
Asep Roni Hermansyah,
S.Pd.I
Pertemuan
alumni yang dilaksanakan kemarin terasa lain. Pertama; waktu pelaksanaan yang
biasanya Desember mundur ke bulan Januari. Tapi ternyata tidak membuat alumni
batal hadir, justru jumlah yang hadir termasuk banyak. Kedua; ada wajah-wajah
yang selama ini mahal untuk kelihatan, ternyata hadir dan meramaikan suasana
dengan nostalgia masa lalu. Mereka terlihat asyik mengobrol didepan Gedung
Pusaka dan Beranda Mesjid. Ketiga; suasana saresehan antara alumni dengan
Trimurti (pimpinan pesantren) terasa sangat cair. Joke-joke (guyonan) mereka
bertiga silih berganti memancing gelak tawa kami para alumni.
Acara yang
di-plot panitia mencakup: pengukuhan pengurus IKASADA 2010-2011, Saresehan
dengan pimpinan pesantren, sepak bola, silaturahim dengan santri, pertemuan
pengurus, dan nostalgia.
Dalam tulisan
ini, penulis tidak akan mengulas masalah teknis. Yang akan diulas adalah isi
yang bisa dirangkum dari saresehan kemarin sore.
Pengukuhan Pengurus
Keterlambatan
pelantikan pengurus sebuah organisasi adalah masalah yang sangat fatal. Apalagi
jika keterlambatan itu sampai satu tahun lamanya. Hal tersebut tentu akan
mempengaruhi kinerja pengurus yang seharusnya memanfaatkan kesempatan untuk merancang
dan merealisasikan program kerja.
Keterlambatan
ini pasti ada sebabnya. Hal ini kita serahkan kepada Majlis Syuro dan Para Pengurus
untuk mengevaluasinya. Yang pasti, kita berharap semoga kejadian serupa tidak
terulang dimasa mendatang. Pada pertemuan kemarin, Trimurti, yang diwakili oleh
Al-Mukarram KH. Asep Sholahuddin Mu’thie, BA. Mengukuhkan kepengurusan periode
2010-2011 tersebut. Itu artinya, mulai hari kemarin pengurus IKASADA sudah
resmi dan harus memulai aktifitas mereka.
Masalah kedua
yang harus dijadikan catatan adalah penunjukan para pengurus. Sehingga,
beberapa alumni yang tercatat sebagai pengurus dan diminta untuk berdiri saat
pengukuhan merasa kaget saat namanya tercatat sebagai pengurus. Padahal, telah
berlalu satu tahun masa jabatan. Semoga menjadi bahan evaluasi. IKASADA adalah Organisasi
Besar yang membawahi lebih dari seribu anggota, alumni dan santri.
Saresehan
Seperti
yang disampaikan diatas, suasana kali ini terasa lain. Lebih familiar. Sebagai
penyambung lidah (bukan judul buku karangan Ir. Soekarnno, lho!) bagi alumni
yang kebetulan berhalangan datang dan para santri yang penasaran apa isi
pertemuan para alumni mereka, penulis menghimpun point-point penting yang telah
disampaikan Trimurti.
Penulis
hanya mampu menyerap sedikit, peserta lain mungkin menyerap lebih banyak.
Tujuan penulisan hasil saresehan dalam Figur ini agar diketahui oleh
seluruh alumni dan santri yang tidak mendengar langsung. Sebab, ada sebuah
hadist panjang dalam Shahih Bukhori yang diakhiri dengan kata mutiara berikut:
رُبَّ
مُبَلَّغٍ أَوْعَى مِنْ سَامِع
“Berapa banyak orang yang
dikasih kabar lebih faham (menguasai) dari yang mendengar langsung”1
Berikut ini point-point penting
yang disampaikan oleh Trimurti:
- KH. Asep Sholahuddin Mu’thie, BA.
- Pertemuan alumni ini adalah pertemuan orang-orang yang maksakeun maneh. Maksakeun maneh karena melihat ada hal yang sangat penting dari pertemuan alumni ini. Sebab, ada yang tidak mau maksakeun maneh. Hal itu lumrah. Saat Pak Zar (pendiri Gontor) diminta untuk mengadakan temu alumni, beliau menjawab dengan pertanyaan pendek, “Apa mau?”. Kita termasuk mereka yang mau.
- Empat sintesa acuan pendirian pesantren Darussalam: pertama, Kemodernan mengacu ke Alighart di India. Mempertahankan nilai-nilai Humanis dan menyatu dengan masyarakat mengacu ke Santineketan yang didirikan Rabindranath Tagore di India. Keikhlasan dan kedermawanan para pengasuh dan masyarakat mengacu ke Pondok Syanggit di Mauritrania, Afrika. Kekuatan system Badan Wakaf sebagai penjamin keberlangsungan hidup Pesantren mengacu ke Al-Azhar Kairo. 2
- Sejarah Gedung Pusaka. Hadiah Maca Fatihah yang didapat KH. Ishaq Asy’ari (kakek Trimurti) saat berhasil mengislamkan (merubah faham animisme, Dinamisme, khurafat, dll.) para tokoh dan masyarakat kampung Bakan Ceuri (nama lama Sindangsari). Reposisi arah kiblat pasca isu arah kiblat masjid-masjid di Indonesia yang tidak pas. Ternyata arah kiblat Mesjid pusaka (sekarang Gedung Pusaka) sudah benar, hanya berbeda sekian derajat saja. Salah satu kelebihan yang dimiliki KH. Ishaq Asy’ari.
- Sosialisasi Risalah Ilmiah Figur Darussalam. Meminta alumni untuk ikut memberikan kontribusi tulisan sesuai dengan bidang yang mereka geluti. Beliau berkata, “Kebetulan, saya-lah distributor Risalah Ilmiah Figur. Setiap tulisan, saya yang pertama kali membaca. Saya menyerap semua ilmu yang terkandung dalam Figur ini.” Subhanallah.
- KH. Cecep Ishaq Asy’ari Mu’thy
- KH. Cecep memulai dengan bahasa sanjungan. Menyanjung mereka yang maksakeun maneh jauh-jauh menyempatkan diri untuk hadir. beliau mengatakan, “Silaturrahmi yang sangat mahal. Sangat membahagiakan.” “Jarang silaturrahmi bukan berarti jauh hati, tapi karena tuntutan keadaan.”
- Alumni bagi Darussalam adalah aset dan barometer kesuksesan pesantren. Alumni ditempatkan pada posisi yang tinggi. IKASADA (wadah alumni) termasuk dalam organigram (الهيكل التنظيمي /struktur) pesantren. Maka, Skema alur Darussalam adalah: Input; anak masuk. Penggodokan; idealisme dan falsafah. Output; alumni.
- Beliau menggambarkan peran alumni dengan istilah “Buah tidak jatuh jauh dari pohonnya.” Artinya, saat alumni berkiprah dimanapun dan sebagai apapun, nama pondok akan ikut terbawa. Baik diproklamirkan ataupun tidak. Disadari ataupun tidak.
- Hidup adalah Perebutan Dominasi Idealisme. Pemenangnya akan mampu menguasai massa dengan segala bidangnya. Sekarang, kita masih menjadi penonton yang diinjak-injak. Maka, alumni harus bergerak (Ihsan/itqan/profesional) sampai kepada tujuan akhir, sehingga berhasil merebut dominasi idealisme dalam bidang yang ia geluti. Sekecil apapun peran alumni dalam merebut dominasi idealisme ini, andilnya sangat besar. “Alumni, silahkan posisikan diri untuk merebut Dominasi Idealisme.”
- Mendukung dakwah melalui tulisan (Figur Darussalam), beliau mengatakan bahwa penerbitan adalah salah satu alat untuk merebut Dominasi Idealisme tersebut. Sebab, atas konsep inilah Darussalam didirikan. Secara bertahaf, idealisme diterapkan sesuai dengan kesiapan SDM pesantren. SDM pesantren untuk menulis sudah siap. Beliau menantang, “Ayo Menulis! Kami membutuhkan beragam tulisan, termasuk dari alumni.”
- Alumni ibarat olahan kelapa. Bisa menjadi Cipati atau Ampas. Alumni meninabobokan kami saat menjadi Cipati dan membuat kami merana saat menjadi Ampas. Alumni yang jadi Cipati juga masih terbagi dua: menjadi Minyak Kletik atau menjadi Galendo.
- KH. Ahmad Ghozali Mu’thie, S.Ag.
- Sejatinya beliau ingin menyampaikan petuahnya sampai dua jam, ternyata hanya diberi waktu kurang dari lima menit (telah tiba waktu shalat ashar). Beliau menyuruh membacakan Prasetya Alumni: 1. Mengamalkan ilmu; 2. Menjaga dan meningkatkan akhlak karimah; 3. Menjaga nama baik almamater; 4. Sosialisasi Darussalam; 5. berbakti kepada agama, orang tua dan bangsa.
- Beliau mengutip landasan silaturrahmi dari hadits nabi (من أراد أن يبسط...). Luas rizki dan panjang umur.
- Alasan kedatangan alumni diantaranya nostalgia dan motivasi bagi santri. Maka, alumni diharapkan mampu untuk memberi motivasi kepada santri yang ada. Terutama yang tidak betah dan ingin pindah keluar.
- Mengomentari cipati, ampas, minyak kletik dan galendo, beliau berkata, “Kade, nu ripuh katel jeung nu masakna. Ngga mau bapa mah jadi nu ngasur-ngasur suluhna.” Joke ini disambut ger (ketawa) seluruh alumni yang hadir.
- Sebagai pengganti doa, beliau mengatakan, “Do’a yang paling kuat adalah shibghotulloh. Dan shibghotulloh yang paling kuat adalah Shalat Berjamaah. Apalagi kalau setiap kali datang ke Pondok alumni selalu shalat berjamaah.’
Saresehan itu
diakhiri dengan shalat berjamaah di Mesjid Jami Fityarul Huda. Mesjid kenangan
yang menjadi saksi keberadaan kami para alumni. Masjid yang menjadi simbol
ukhuwah, pemersatu dan penghilang perbedaan furu’iyah. Tiap pagi dan
petang, kita beramai sembahyang (shalat). Mengabdi pada Allah ta’ala. Didalam
kalbu kita.
Referensi :
1. lihat : صحيح البخاري - (ج 6 /
ص 228) Hadits No: 1625
2. penjelasan lebih mendetail bisa
dibaca dalam buku disertasi doctoral
(honoris causa) KH. DR. Abdullah Syukri Zarkasyi. Atau maroji utamanya,
buku Dari Gontor Merintis Pesantren Modern (DGMPM), karya KH. Imam Zarkasyi.
0 komentar:
Posting Komentar