Ahlan Wasahlan wa Marhaban Biziyaaratikum.. Selamat Membaca dan Menikmati Sajian dari kami.. :)..
Penasihat : Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam | Pemimpin Umum : Joko Waluyo, S.Pd.I | Pemimpin Redaksi :Devi Muharrom Sholahuddin, Lc. | Wakil Pemimpin Redaksi : Muhammad Sendi Sayyina, S.Pd.I | Dewan Redaksi : Ali Nurdin, M.S.I, Asep Deni Fitriansyah, M.Phil., Asep Ali Rosyadi, S.Ag., Asep Roni Hermansyah, S.Pd.I, Ajat Syarif Hidayatullah, S.Pd.I Al-Hafidz | Distributor : Munir Hermansyah, S.Pd.I, Egi Mulyana, S.Pd.I, Acep Mutawakkil | Dapur Redaksi : Gedung Perpustakaan Pondok Pesantren Darussalam Sindang Sari Kersamanah Garut Indonesia 087758202070 | Risalah Ilmiah FIGUR Darussalam diterbitkan oleh Forum Ilmiah Guru (FIGUR) Pondok Pesantren Darussalam, terbit seminggu sekali, Redaksi menerima tulisan dari berbagai kalangan dan berhak untuk mengeditnya tanpa merubah maksud dan isi tulisan | Kritik dan saran silahkan hubungi redaksi via surat, telepon atau email (figur-darussalam@yahoo.com)

Senin, 04 Juni 2012

URGENSI MEMPELAJARI DAN MEMAHAMI ISI LANGIT

No. 26, 15 R. Awwal 1432 H / 18 Februari 2011 M

URGENSI MEMPELAJARI DAN MEMAHAMI ISI LANGIT
Oleh :
Minda Sari Nurjamilah
Alumnus Darussalam th.2008 (Al-Mujaddid)
Mahasiswi Konsentrasi Ilmu Falak, IAIN Walisongo Semarang

Tidak ada seorang manusia pun yang mempunyai mata dan memandang ke langit di malam yang cerah, melainkan akan mengucap tasbih memuji Allah Yang Maha Kuasa, dimana sebagian kekuasaan-Nya jelas terpancar dari keagungan dan keindahannya.
Sesungguhnya keagungan langit memenuhi jiwa manusia dengan kedahsyatannya sampai pada batas, bahwa kita tidak sanggup melukiskan benda apa yang lebih agung dan lebih indah dari padanya. Namun semenjak masa teleskop yang diciptakan Galileo Galilei hingga perkembangan Iptek pada masa kini, para ahli telah berhasil membuka sedikit demi sedikit tabir yang menyelimuti tirai udara sehingga tersingkap kenyataan langit yang paling agung dan indah, yang tidak dapat kita lihat dengan mata biasa. Bintang yang cemerlang kemudian angkasa luas tiada bertepi,juga benda-benda langit lainnya yang mengagumkan.
Mengenai studi isi langit, Allah telah berfirman menyuruh kita agar memperhatikan langit untuk mempelajari isinya, sebagaimana disebutkan dalam ayat: 

Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman".  (QS. Yunus : 101)

Sebelum  membahas isi langit, tentu kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu langit. Secara etimologi, langit merupakan segala sesuatu yang berada di atas kita. Dengan demikian, maka langit mengelilingi kita dari segala penjuru, kemanapun manusia mengarahkan pandangannya, disanalah langit. Jika kita memandang ke tempat yang tinggi, maka kita melihat langit. Dan memandang ke kanan ataupun ke kiri itupun sebenarnya melihat ke langit.  
Lantas apa sajakah isi langit itu?
Alam semesta ini terdiri dari galaksi-galaksi yang merupakan kumpulan sejumlah besar bintang dalam kesatuan akibat gravitasi mutual. Salah satunya galaksi Bimasakti (Milky Way) yang berisi sekitar 100 milyar bintang, yang dikenal sebagai tipe utama struktur alam semesta (universe). Dan tata surya kita ada di dalamnya.
Tatasurya kita terdiri dari matahari, delapan planet (Pluto sudah tidak dikategorikan planet dalam tata surya) dan berbagai benda langit lain seperti satelit, komet, meteor dan asteroid. Planet-planet berevolusi mengelilingi matahari dengan orbit (garis edar) yang berbentuk elips. Diantara planet-planet yang ada, yang didalamnya ada kehidupan hanyalah planet bumi. Planet yang kita singgahi hingga kini. Karena planet bumi memiliki unsur-unsur kehidupan yang cocok untuk makhluk hidup.
Salah satu objek benda langit adalah matahari, bintang terhebat dalam kacamata manusia karena dapat diketahui, dilihat, dan dirasakan manfaatnya secara langsung. Bukan saja sebagai sumber cahaya, bukan saja sebagai stasioner tata bintang beredar (dalam paham Heliosentris), tetapi juga sebagai sumber kehidupan manusia.
Matahari merupakan bintang yang relatif kecil di jagat raya ini dan terdekat dengan bumi dengan jarak sekitar 150 juta km. Suhu permukaan matahari sekitar 6000 ˚C tetapi bagian intinya mencapai 15 juta ˚C. Permukaan matahari disebut fotosfer yang terdiri dari butiran-butiran bercahaya (granular). Lapisan matahari setelah fotosfer yaitu kromosfer yang didalamnya terdapat lapisan korona yang terlihat seperti mahkota saat terjadi gerhana matahari. Yang tampak akibat hamburan cahaya matahari oleh elektron-elektron dan partikel-partikel dalam korona.
Objek lainnya adalah bulan. Bulan merupakan satelit bumi yang banyak mempengaruhi gejala alam di bumi misalnya pasang surut. Permukaan bulan tampak tonjolan-tonjolan kasar yang terdiri dari dataran tinggi dengan gunung-gunung dan dataran rendah. Karena bulan tidak memiliki atmosfer maka meteor mudah jatuh dan menghancurkan permukaan bulan.
Melihat bulan dimalam hari sungguh merupakan panorama yang sangat indah. Memperhatikan fase-fase bulan dari bulan Sabit yang kecil, tiap hari terus bertambah dalam kadar tertentu sehingga menjadi bulan purnama yang sempurna bundar. Kemudian berangsur-angsur berkurang sehingga kembali seperti semula. Tentu saja semua ini mengisyaratkan pada kebesaran dan kekuasaan sang Khalik.
Kemudian antara orbit planet Mars dan Jupiter terdapat sabuk Asteroid yaitu ribuan planet kecil dan pecahan-pecahan yang asalnya masih diperdebatkan. Karena hanya berupa batuan yang melayang-layang, sebagian astronom menjuluki asteroid dengan sampah antariksa namun adapula yang menyebutnya si penjelajah antariksa.
Komet sering disebut dengan bintang berekor hanya tampak sekali kemudian menghilang karena menempuh lintasan yang jauh di luar angkasa. Terdiri  atas kepala dan ekor. Ekor komet sebenarnya bagian dari kepala komet yang terlempar keluar dari tempatnya karena gaya dorong matahari. Energi ini menyebabkan ekor komet selalu menjauhi matahari. Salah satu komet yang terkenal adalah komet Halley.
 Meteor atau yang sering kita sebut dengan bintang jatuh, merupakan fenomena emisi cahaya dalam atmosfer bumi. Juga ada benda langit yang beterbangan secara tidak teratur dengan orbit tidak tetap dan tidak bercahaya yang disebut meteorid. Yang adakalanya jatuh sampai ke permukaan bumi karena gaya tarik bumi yang disebut Meteorit. Kadang terlihat dari bumi dengan mata telanjang. meteor ini menambah keindahan dan menghiasi langit malam bak menyaksikan hujan cahaya.
Selain benda langit yang telah disebutkan, masih banyak lagi hal-hal mengenai isi langit yang perlu kita ketahui dan kita kaji sebagai bahan perenungan fenomena alam yang menunjukan betapa dahsyatnya ciptaan Yang Maha Kuasa, perjalanan tetap orbit-orbitnya, keseimbangan jarak antara satu bintang dengan bintang lainnya, juga pergerakan benda-benda langit yang seakan ada yang memonitori bagaikan mesin yang terus bekerja jika sudah dihidupkan. Namun pergerakan alam semesta ini hidup terus menerus dan tak pernah berhenti. Andai semua pergerakan ini beistirahat sejenak saja, maka tak terbayangkan apa yang akan terjadi.  
Di tengah keluasan langit, kita sadari bahwa bumi kita hanyalah planet mungil di keluarga matahari. Sedangkan matahari sendiri hanya sekedar bintang kecil di galaksi Bimasakti. Masih banyak bintang raksasa yang diameternya ratusan kali diameter matahari. Galaksi dihuni oleh milyar bintang serta gas dan debu bahan pembentuk bintang-bintang baru. Padahal jumlah galaksi yang ada di alam semesta ini tak terhitung banyaknya.
Jika kita memahami dan merenungi fenomena astronomis yang terjadi di sekitar langit, maka semakin dalam bertafakur, semakin sadar akan kelemahan dan kekecilan diri manusia. Dari segi substansi materinya, jasad manusia tidak ada bedanya dengan debu-debu antar bintang, sama-sama terbentuk di inti bintang. Namun nafsu manusia kadang menghanyutkan pada ketakaburan, merasa diri besar. Setiap yang besar, pasti ada yang lebih besar. Hanya Dia Yang Maha Besar. Patutkah kita masih menyombongkan diri?



DAFTAR BACAAN :
*      Djamaluddin, Thomas, Menggagas Fiqh Astronomi: Telaah Hisab Rukyat dan Pencarian Solusi Perbedaan Hari Raya, cet I, Bandung: Kaki Langit, 2005.
*      Jendela Iptek Astronomi, Balai Pustaka, Jakarta
*      Nofal, Abdurrazak, Langit dan Para Penghuninya, cet I, Jakarta: Bulan Bintang, 1976
*      Tjasyono, Bayong, Ilmu Kebumian dan Antariksa, cet I, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006

0 komentar:

Posting Komentar