No. 26, 15 R. Awwal 1432 H / 18 Februari 2011 M
URGENSI MEMPELAJARI DAN MEMAHAMI ISI
LANGIT
Oleh :
Minda Sari Nurjamilah
Alumnus Darussalam th.2008
(Al-Mujaddid)
Mahasiswi Konsentrasi Ilmu Falak,
IAIN Walisongo Semarang
Tidak
ada seorang manusia pun yang mempunyai mata dan memandang ke langit di malam
yang cerah, melainkan akan mengucap tasbih memuji Allah Yang Maha Kuasa, dimana
sebagian kekuasaan-Nya jelas terpancar dari keagungan dan keindahannya.
Sesungguhnya
keagungan langit memenuhi jiwa manusia dengan kedahsyatannya sampai pada batas,
bahwa kita tidak sanggup melukiskan benda apa yang lebih agung dan lebih indah
dari padanya. Namun semenjak masa teleskop yang diciptakan Galileo Galilei
hingga perkembangan Iptek pada masa kini, para ahli telah berhasil membuka sedikit
demi sedikit tabir yang menyelimuti tirai udara sehingga tersingkap kenyataan
langit yang paling agung dan indah, yang tidak dapat kita lihat dengan mata
biasa. Bintang yang cemerlang kemudian angkasa luas tiada bertepi,juga
benda-benda langit lainnya yang mengagumkan.
Mengenai
studi isi langit, Allah telah berfirman menyuruh kita agar memperhatikan langit
untuk mempelajari isinya, sebagaimana disebutkan dalam ayat:
Katakanlah:
"Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat
tanda kekuasaan Allah dan Rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang
yang tidak beriman". (QS. Yunus :
101)
Sebelum membahas isi langit, tentu kita harus
mengetahui terlebih dahulu apa itu langit. Secara etimologi, langit merupakan
segala sesuatu yang berada di atas kita. Dengan demikian, maka langit
mengelilingi kita dari segala penjuru, kemanapun manusia mengarahkan
pandangannya, disanalah langit. Jika kita memandang ke tempat yang tinggi, maka
kita melihat langit. Dan memandang ke kanan ataupun ke kiri itupun sebenarnya
melihat ke langit.
Lantas
apa sajakah isi langit itu?
Alam
semesta ini terdiri dari galaksi-galaksi yang merupakan kumpulan sejumlah besar
bintang dalam kesatuan akibat gravitasi mutual. Salah satunya galaksi Bimasakti
(Milky Way) yang berisi sekitar 100
milyar bintang, yang dikenal sebagai tipe utama struktur alam semesta (universe). Dan tata surya kita ada di
dalamnya.
Tatasurya
kita terdiri dari matahari, delapan planet (Pluto sudah tidak dikategorikan
planet dalam tata surya) dan berbagai benda langit lain seperti satelit, komet,
meteor dan asteroid. Planet-planet berevolusi mengelilingi matahari dengan
orbit (garis edar) yang berbentuk elips. Diantara planet-planet yang ada, yang
didalamnya ada kehidupan hanyalah planet bumi. Planet yang kita singgahi hingga
kini. Karena planet bumi memiliki unsur-unsur kehidupan yang cocok untuk
makhluk hidup.
Salah
satu objek benda langit adalah matahari, bintang terhebat dalam kacamata
manusia karena dapat diketahui, dilihat, dan dirasakan manfaatnya secara
langsung. Bukan saja sebagai sumber cahaya, bukan saja sebagai stasioner tata
bintang beredar (dalam paham Heliosentris),
tetapi juga sebagai sumber kehidupan manusia.
Matahari
merupakan bintang yang relatif kecil di jagat raya ini dan terdekat dengan bumi
dengan jarak sekitar 150 juta km. Suhu permukaan matahari sekitar 6000 ˚C
tetapi bagian intinya mencapai 15 juta ˚C. Permukaan matahari disebut fotosfer yang terdiri dari
butiran-butiran bercahaya (granular).
Lapisan matahari setelah fotosfer
yaitu kromosfer yang didalamnya
terdapat lapisan korona yang terlihat
seperti mahkota saat terjadi gerhana matahari. Yang tampak akibat hamburan
cahaya matahari oleh elektron-elektron dan partikel-partikel dalam korona.
Objek
lainnya adalah bulan. Bulan merupakan satelit bumi yang banyak mempengaruhi
gejala alam di bumi misalnya pasang surut. Permukaan bulan tampak
tonjolan-tonjolan kasar yang terdiri dari dataran tinggi dengan gunung-gunung
dan dataran rendah. Karena bulan tidak memiliki atmosfer maka meteor mudah
jatuh dan menghancurkan permukaan bulan.
Melihat
bulan dimalam hari sungguh merupakan panorama yang sangat indah. Memperhatikan
fase-fase bulan dari bulan Sabit yang kecil, tiap hari terus bertambah dalam
kadar tertentu sehingga menjadi bulan purnama yang sempurna bundar. Kemudian
berangsur-angsur berkurang sehingga kembali seperti semula. Tentu saja semua
ini mengisyaratkan pada kebesaran dan kekuasaan sang Khalik.
Kemudian
antara orbit planet Mars dan Jupiter terdapat sabuk Asteroid yaitu ribuan
planet kecil dan pecahan-pecahan yang asalnya masih diperdebatkan. Karena hanya
berupa batuan yang melayang-layang, sebagian astronom menjuluki asteroid dengan
sampah antariksa namun adapula yang menyebutnya si penjelajah antariksa.
Komet
sering disebut dengan bintang berekor hanya tampak sekali kemudian menghilang
karena menempuh lintasan yang jauh di luar angkasa. Terdiri atas kepala dan ekor. Ekor komet sebenarnya
bagian dari kepala komet yang terlempar keluar dari tempatnya karena gaya
dorong matahari. Energi ini menyebabkan ekor komet selalu menjauhi matahari. Salah
satu komet yang terkenal adalah komet Halley.
Meteor atau yang sering kita sebut dengan
bintang jatuh, merupakan fenomena emisi cahaya dalam atmosfer bumi. Juga ada
benda langit yang beterbangan secara tidak teratur dengan orbit tidak tetap dan
tidak bercahaya yang disebut meteorid. Yang adakalanya jatuh sampai ke
permukaan bumi karena gaya tarik bumi yang disebut Meteorit. Kadang terlihat
dari bumi dengan mata telanjang. meteor ini menambah keindahan dan menghiasi
langit malam bak menyaksikan hujan cahaya.
Selain
benda langit yang telah disebutkan, masih banyak lagi hal-hal mengenai isi
langit yang perlu kita ketahui dan kita kaji sebagai bahan perenungan fenomena
alam yang menunjukan betapa dahsyatnya ciptaan Yang Maha Kuasa, perjalanan
tetap orbit-orbitnya, keseimbangan jarak antara satu bintang dengan bintang
lainnya, juga pergerakan benda-benda langit yang seakan ada yang memonitori
bagaikan mesin yang terus bekerja jika sudah dihidupkan. Namun pergerakan alam
semesta ini hidup terus menerus dan tak pernah berhenti. Andai semua pergerakan
ini beistirahat sejenak saja, maka tak terbayangkan apa yang akan terjadi.
Di
tengah keluasan langit, kita sadari bahwa bumi kita hanyalah planet mungil di
keluarga matahari. Sedangkan matahari sendiri hanya sekedar bintang kecil di
galaksi Bimasakti. Masih banyak bintang raksasa yang diameternya ratusan kali
diameter matahari. Galaksi dihuni oleh milyar bintang serta gas dan debu bahan
pembentuk bintang-bintang baru. Padahal jumlah galaksi yang ada di alam semesta
ini tak terhitung banyaknya.
Jika
kita memahami dan merenungi fenomena astronomis yang terjadi di sekitar langit,
maka semakin dalam bertafakur, semakin sadar akan kelemahan dan kekecilan diri
manusia. Dari segi substansi materinya, jasad manusia tidak ada bedanya dengan
debu-debu antar bintang, sama-sama terbentuk di inti bintang. Namun nafsu
manusia kadang menghanyutkan pada ketakaburan, merasa diri besar. Setiap yang
besar, pasti ada yang lebih besar. Hanya Dia Yang Maha Besar. Patutkah kita
masih menyombongkan diri?
DAFTAR
BACAAN :
Djamaluddin,
Thomas, Menggagas Fiqh Astronomi: Telaah
Hisab Rukyat dan Pencarian Solusi Perbedaan Hari Raya, cet I, Bandung: Kaki
Langit, 2005.
Jendela
Iptek Astronomi, Balai Pustaka, Jakarta
Nofal,
Abdurrazak, Langit dan Para Penghuninya,
cet I, Jakarta: Bulan Bintang, 1976
Tjasyono,
Bayong, Ilmu Kebumian dan Antariksa,
cet I, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006
0 komentar:
Posting Komentar