Ahlan Wasahlan wa Marhaban Biziyaaratikum.. Selamat Membaca dan Menikmati Sajian dari kami.. :)..
Penasihat : Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam | Pemimpin Umum : Joko Waluyo, S.Pd.I | Pemimpin Redaksi :Devi Muharrom Sholahuddin, Lc. | Wakil Pemimpin Redaksi : Muhammad Sendi Sayyina, S.Pd.I | Dewan Redaksi : Ali Nurdin, M.S.I, Asep Deni Fitriansyah, M.Phil., Asep Ali Rosyadi, S.Ag., Asep Roni Hermansyah, S.Pd.I, Ajat Syarif Hidayatullah, S.Pd.I Al-Hafidz | Distributor : Munir Hermansyah, S.Pd.I, Egi Mulyana, S.Pd.I, Acep Mutawakkil | Dapur Redaksi : Gedung Perpustakaan Pondok Pesantren Darussalam Sindang Sari Kersamanah Garut Indonesia 087758202070 | Risalah Ilmiah FIGUR Darussalam diterbitkan oleh Forum Ilmiah Guru (FIGUR) Pondok Pesantren Darussalam, terbit seminggu sekali, Redaksi menerima tulisan dari berbagai kalangan dan berhak untuk mengeditnya tanpa merubah maksud dan isi tulisan | Kritik dan saran silahkan hubungi redaksi via surat, telepon atau email (figur-darussalam@yahoo.com)

Kamis, 02 Desember 2010

BERFIKIR NEGATIF ADALAH CANDU

No. 14, 17 Dzulhijjah 1431 H / 25 November 2010 M

BERFIKIR NEGATIF ADALAH CANDU
Muhammad Yasyfi Afazani / Mahasiswa ISID Gontor

Apakah anda mengenal orang yang selalu berfikir negatif? Apakah anda mengenal orang yang selalu melihat segala sesuatu itu hanya dari sisi negatifnya saja? Apakah anda mengenal orang yang menjadikan rokok, minuman keras, atau narkoba sebagai pelarian dari masalah yang dihadapi?

Berfikir negatif adalah penyakit yang sangat berbahaya. Ia adalah candu seperti narkoba dan minuman keras. Pada dasarnya kecanduan itu sendiri adalah dampak dari jiwa yang labil dan negatif sehingga mendorong orang berusaha menghindarinya. Maka, ia pun menuju sesuatu yang dianggap sebagai solusi. Ia memulai dengan langkah pertama, kemudian mengulanginya hingga menjadi kebiasaan. Kebiasaan ini digunakan untuk lari dari berbagai masalah. Dengan kebiasaan seperti ini ia merasa bahagia. Padahal, tanpa disadari, ia telah terjerumus pada kondisi yang lebih berbahaya. Semua jenis kecanduan, pada rokok, narkoba, minuman keras, pergaulan bebas, TV, Playstation, dan sebagainya, berakar pada pikiran yang labil atau negatif. Jadi, pikiran negatif bisa menjadi penyebab kecanduan karena seseorang yang memiliki stabilitas spiritual, tidak akan berfikir untuk mencari pelarian dari persoalan hidup dengan cara seperti ini. Justru segala pesoalan ia hadapi dengan sikap positif. Untuk itu, ia menerima semua pemberian Allah dan hanya kepada-Nya ia tawakal. Maka, ia akan semakin rajin shalat, berdoa, dan bersabar. Untuk orang-orang semacam ini Allah menjanjikan kebaikan di dunia dan akhirat.

Jika kita amati, orang yang kecanduan rokok pada awalnya adalah hanya berfikir (gagasan) untuk mencoba merokok, langkah selanjutnya ia mencoba, lalu melakukannya dengan perasaan. Perbuatan itu lantas di ulang-ulang hingga menjadi kebiasaan yang ia lakukan secara otomatis karena sudah menjadi bagian dari perilakunya. Berfikir negatif pun memiliki kecenderungan yang sama dengan kecanduan. Pada awalnya hanya berfikir negatif, lalu dilakukan berulang-ulang hingga menjadi bagian dari perilaku.

Karena perilaku mendatangkan dampak dan dibentuk oleh pikiran dasar maka pikiran negatif yang berkelanjutan akan menghasilkan perilaku negatif yang berkelanjutan juga. Inilah yang disebut kecanduan. Pikiran negatif tidak hanya menyebabkan candu, tapi ia sendiri adalah candu yang harus diatasi.

Kita harus mengetahui bahwasannya setiap kepribadian dipengaruhi oleh program tertentu dari luar. Program ini menjadi alat yang ia gunakan untuk memandang kehidupan. Mungkin ada orang yang hidup dalam keluarga yang biasa bersikap dan berbicara secara negatif. Ia pun meyakini bahwa perilaku itu merupakan perilaku alami yang ia gunakan untuk bergaul dengan orang lain. Tanpa disadari ia lakukan perilaku itu secara berulang hingga menjadi kebiasaan.

Mari kita mengenal berbagai kepribadian negatif:

• Keyakinan dan bayangan negatif.
Kepribadian yang negatif lebih sering meyakini kegagalan dari pada keberhasilan. Bayangan kegagalan selalu ada dalam pikirannya. Ia cenderung kurang percaya diri dalam menghadapi segala sesuatu.

•Menolak perubahan.
Karena keyakinan dan bayangan negatif, seseorang menolak perubahan apapun yang mengeluarkannya dari zona aman dan nyaman. Ia menolak perubahan dan menyelamatkan diri dengan berbagai cara.

•Tidak berperan aktif menyelesaikan masalah
Karena kepribadian yang negatif berhubungan erat dengan perasaannya dalam menghadapi masalah maka tindakannya lebih mengarah pada mempertegas sesuatu dari pada menyelesaikannya. Dalam banyak kasus, orang dengan kepribadian seperti ini akan panik dan emosional. Akibatnya masalah yang dihadapi semakin kacau dan kompleks. Jadi, masalah sebenarnya ada dalam dirinya sendiri.

•Selalu mengeluh, mencela, dan melihat sisi negative dari segala sesuatu.
Ketika kepribadian yang negatif menghadapi masalah, ia cenderung menyalahkan orang lain atau sesuatu dan pengalaman pahit yang dialami waktu kecil. Ia tidak mau bertanggung jawab dan malah melemparkan tanggung jawab itu kepada orang lain.

•Selalu merasa frustasi, sendiri, dan gagal.
Karena pikiran negatif yang berkali-kali dan menguatnya pikiran ini. Hingga menjadi keyakinan. Maka, ia selalu di bayang-bayangi kegagalan. Jika sudah demikian, ia tidak lagi punya harapan untuk maju dan berkembang. Karena ia menggunakan cara-cara mencela dan mengkritik. Maka, hal ini akan berbalik kepadanya dan mempengaruhi perasaanya. Dari waktu kewaktu perasaan ini kian menumpuk dan mengakar pada akal bawah sadarnya. Hingga menjadi spontanitas yang tak disadari.

•Hasil kerja dari capaian individunya menjadi lemah
Hanya sedikit sekali target hidup yang dapat ia capai. Pikiran dan perasaan negative tidak akan membantu orang untuk maju dan berkembang. Bahkan sebaliknya, pikiran dan perasaan negatif hanya akan membuat orang semakin jauh dari cita-citanya, baik di tempat kerja atau dalam kehidupannya. Sebuah penelitian tentang penyebab orang menjadi jauh dari cita-citanya pernah dilaksanakan di New York, Amerika. Penyebab utamanya adalah jauh dari Allah dan selalu berfikir negatif.

• Senang menyendiri dan tidak mampu bersosialisasi hingga tidak punya sahabat.
Tidak seorang pun mau berdampingan dengan orang yang berkepribadian negatif, karena sikap dan prilaku orang semacam ini selalu negatif maka orang-orang pun akan menjauhinya. Jika demikian ia akan terasingkan kemudian selalu bermuram durja

•Sangat mungkin terserang penyakit jiwa atau penyakit.
Pada tahun 1986 sebuah fakultas kedokteran di Sanfransisco mengadakan penelitian tentang hubungan akal dan tubuh dalam hal merebaknya berbagai penyakit, baik penyakit jiwa atau penyakit fisik. Hasil penelitian menegaskan bahwa lebih dari 95% penyebab munculnya penyakit bersumber dari akal. akal berpikir, lalu mengirimkan pesan ke tubuh. Selanjutnya tubuh merespon. Respon itulah yang memengaruhi seluruh anggota tubuh. Contoh: ketika sesorang di pecat dari pekerjaanya maka pikirannya fokus pada perasaan tidak dihargai, di buang, dan takut akan masa depan. Ketika itu jantungnya berdetak kencang dan memompa darah dalam jumlah yang banyak. Detak jantungnya meningkat 2 atatu 3 kali lipat. Hal ini tentu melahirkan berbagai penyakit jantung. Penelitian itu melihat lebih jauh lagi bahwa pikiran negatif membuat sistem saraf selalu tegang. Sistem kekebalan tubuh pun mengerahkan pasukan untuk melindungi. Tarikan nafas menjadi pendek dan cepat, tekanan darah meningkat, suhu tubuh berubah, dan kadar adrenalin bertambah. Semua jelas dapat memunculkan berbagai penyakit.

Karena pikiran negatif orang harus mengalami kesedihan mendalam hingga harus dilarikan kerumah sakit. Ia akan selalu cemas, gelisah, frustasi, sedih, kesepian, dan sebagainya. Semua penyakit ini memerlukan penanganan khusus dari para ahli.

Ini beberapa contoh kepribadian negatif. Banyak contoh lain kepribadian negative seperti ragu, emosional, dengki, benci, dan lain-lain yang bersumber dari pikiran negatif.

Coba kita renungkan dan jawab. Apakah pikiran negatif semakin mendekatkan kita kepada Allah? Apakah pikiran negatif membantu kita mewujudkan apa yang kita inginkan? Apakah pikiran negatif membahagiakan kita dan orang lain? apakah pikiran negatif menjadikan kita sebagai seorang ayah, ibu, saudara, atau anak yang lebih baik? Dan apakah pikiran negatif membantu kita membangun masa depan masyarakat?
Untuk semua pertanyaan diatas, kita pasti menjawab, “TIDAK”. Pikiran negatif justru akan menghasilkan sebaliknya. Selain menjauhkan kita dari Allah, ia juga menjauhkan kita dari cita-cita dan menimbulkan masalah psikis, kesehatan, keluarga dan sosial. Pikiran negatif juga menguburkan nilai-nilai dan mengancam keberlangsungan hidup kita. Menghindarlah dari berfikir negatif karena pikiran itu akan menumpuk dan menyebar hingga menjadi kebiasaan yang menghalangi kita mencapai tujuan dan mendatangkan masalah yang tidak berkesudahan. Yang paling penting untuk disadari adalah pikiran negatif menguatkan ego rendah dan menjauhkan kita dari Allah. Dari itu, marilah kita sama-sama membiasakan diri untuk berhusnudzon. Karena dengan pembiasaan lah kita akan menjadi sebuah karakter “At the first you make habbit, at the last habbit make you”.

0 komentar:

Posting Komentar