Ahlan Wasahlan wa Marhaban Biziyaaratikum.. Selamat Membaca dan Menikmati Sajian dari kami.. :)..
Penasihat : Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam | Pemimpin Umum : Joko Waluyo, S.Pd.I | Pemimpin Redaksi :Devi Muharrom Sholahuddin, Lc. | Wakil Pemimpin Redaksi : Muhammad Sendi Sayyina, S.Pd.I | Dewan Redaksi : Ali Nurdin, M.S.I, Asep Deni Fitriansyah, M.Phil., Asep Ali Rosyadi, S.Ag., Asep Roni Hermansyah, S.Pd.I, Ajat Syarif Hidayatullah, S.Pd.I Al-Hafidz | Distributor : Munir Hermansyah, S.Pd.I, Egi Mulyana, S.Pd.I, Acep Mutawakkil | Dapur Redaksi : Gedung Perpustakaan Pondok Pesantren Darussalam Sindang Sari Kersamanah Garut Indonesia 087758202070 | Risalah Ilmiah FIGUR Darussalam diterbitkan oleh Forum Ilmiah Guru (FIGUR) Pondok Pesantren Darussalam, terbit seminggu sekali, Redaksi menerima tulisan dari berbagai kalangan dan berhak untuk mengeditnya tanpa merubah maksud dan isi tulisan | Kritik dan saran silahkan hubungi redaksi via surat, telepon atau email (figur-darussalam@yahoo.com)

Jumat, 19 November 2010

KETIKA KITA BERHENTI MENULIS

No. 13, 12 Dzulhijjah 1431 H / 19 November 2010 M

KETIKA KITA BERHENTI MENULIS
Oleh : Asep Roni Hermansyah, S.Pd.I*

“Apabila saya tidak berhasil mengajar melalui pesantren, maka saya akan mengajar dengan pena.” (KH. Imam Zarkasyi, DGMPM, hal. 251)

Muqadimah

Karya, dalam pandangan KH. Imam Zarkasyi, secara mendasar dihubungkan dengan prinsip amal jariyah yang membawa manfaat kepada orang lain. Semakin besar manfaat karya seseorang semakin besar nilai amal jariyah dari karya itu. Sehingga, karya yang bermanfaat merupakan salah satu bentuk ibadah dan realisasi ketakwaan serta menjadi ukuran kebesaran seseorang...
Suatu saat, pernah terjadi dialog antara beliau dengan salah seorang alumni:
Kyai : Kamu sudah mengajar?
Santri : Belum.
Kyai : mati kamu!
Lalu disambung lagi.
Kyai : Sudah menulis atau menerjemahkan buku?
Santri : Belum.
Kyai : mati kamu!
Lalu disambung lagi.
Kyai : Sudah Kawin?
Santri : Belum.
Kyai : mati kamu! (1)

Karya, dalam hal ini menulis, memiliki fungsi yang banyak dan pengaruhnya sangat luas. Transformasi nilai; transformasi pengetahuan; Nasyrul fikroh; Media kaderisasi, Propokasi dan Propaganda.


Transformasi Nilai


Dalam Tulisanya di Risalah ini, KH. Asep Shalahuddin Mu'thie, BA. Menyebutkan bahwa ada lima point penting dalam proses transformasi Nilai dan ajaran Pondok Pesantren Darussalam yang harus difahami dan dihayati oeh semua pihak. Pertama; Keteladanan. Kedua; Penugasan. Ketiga; Penciptaan Lingkungan. Keempat; Pengarahan. Kelima; Pembiasaan. (2)
Kelima nilai ini secara umum telah tertanam dalam sanubari semua penghuni pondok.

Manifestasi langsung telah terlihat secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, semua nilai dan ajaran tidak bisa sekedar diwariskan secara verbal atau melalui aksi. Ia juga harus hadir dalam bentuk tulisan yang bisa diakses dimanapun dan oleh siapapun. Sehingga, mereka yang ingin mengetahui dan mempelajari Darussalam akan lebih mudah. Terutama sebagai buku pegangan utama bagi pondok-pondok alumni yang sekarang telah tersebar di banyak tempat.

Kelima nilai yang ditulis KH. Asep Shalahuddin Mu'thie, BA. Di Risalah Ilmiah Figur hanya review singkat. Keteladan, penugasan, penciptaan lingkungan, pengarahan, dan pembiasaan memiliki kandungan yang tidak bisa dibahas dalam satu paragraph diatas selembar bulletin. Jika ia dikaji secara mendalam, akan tercipta lima jilid buku tebal yang sangat besar manfaatnya untuk semua kalangan.

Trimurti, memiliki Pola Fikir, Pandangan, Derap langkah, ide dan mimpi yang harus dituang menjadi media berbentuk buku. Bahasa verbal (Pidato, ceramah, pengarahan) hanya bersifat temporal dan memiliki keterbatasan akses. Berbeda dengan buku. Ia portable, bisa ditenteng bisa dijinjing, bisa dibaca dimana saja.


Banyak kasus hilangnya sebuah pesantren disebabkan oleh meninggalnya para Founding Fathers. Regenerasi tertunda karena generasi kedua masih muda atau tidak peduli dengan hasil karya para pendahulu. Visi misi lembaga hilang tertanam bersama jasad mulia generasri pertama karena tak sempat tertulis atau barangkali sengaja tak ditulis dengan alasan tawadhu dan takut riya.

Tulisan ini, minim data. Hanya ada 'Transformasi Nilai dan Ajaran Pondok' yang ditulis KH. Asep Sholahuddin yang bisa dijadikan rujukan. Padahal, selama rentang waktu 24 tahun buah karya Trimurti pasti sangat banyak. Akan tetapi, buah karya itu sulit diakses umum. Jika ada tim khusus dan menyimpan semua karya-karya itu di perpustakaan atau ditempat khusus usai moment-moment penting, akan ada sumber data yang sangat berharga yang mengiringi perjalanan Ma'had ini. Jadi, trimurti harus menjadi prionir dalam menulis, karena ia warisan berharga yang tak lekang dimakan usia.

Transformasi Ilmu Pengetahuan

Diantara pertanda kiamat kubro akan segera menjelang adalah menghilangnya ilmu dengan semakin minimnya jumlah ulama. Ulama dalam konteks agama dan bukan ulama entertainment yang besar dan terkenal karena media namun minim ilmu dan rajin berfatwa. Dalam hal ini, penulis sangat mengapresiasi al-mukarram Ust. Adang Hasan Khoiruddin, S.Pd.I yang telah menghasilkan karya dalam dua disiplin ilmu,Faraidh (3) dan Sharf. Dan al-mukarram Ust. Joko Waluyo, S.Pd.I yang telah menyusun muqorror Gramatika Bahasa Inggris yang termasuk pelajaran sulit bagi mayoritas santri. Begitu juga asatidzah lain yang telah menghasilkan karya tulis serupa.

KH. Imam Zarkasyi telah menulis buku-buku yang menjadi rujukan semua Pesantren alumni Gontor. Durusullughoh, Pelajaran Tajwid, Fiqih, Ushuluddin dan beberapa buku lainya, menjadi media transformasi ilmu. Buku-buku yang beliau tulis terlihat sangat sederhana. Akan tetapi, mencipta hasil yang luar biasa. DR. Budiono, salah seorang Dosen LIPIA asal Bandung dalam 'Temu Pendidikan 3' yang diadakan L-DATA dan LP3IT memuji Buku Durusullughoh karangan KH. Imam Zarkasyi yang sistematik dari sisi manhaj, mampu mendorong orang yang tidak mengerti Bahasa Arab menjadi mahir menggunakan bahasa tersebut.

Bahkan, beliau memberikan kritik terhadap lembaga-lembaga pendidikan tinggi yang mengklaim berhasil mengembangkan Bahasa Arab. Beliau berpendapat bahwa yang berhasil adalah pesantren, sekolah dan madrasah di daerah. sebab, merekalah yang menjadi pondasi penanaman ilmu pengetahuan dan bahasa yang kelak dimatangkan di lembaga pendidikan tinggi. Disini, kami menanti karya serupa yang akan mewarnai dunia dari para pengelola Pondok ini. Bisa saja dengan mengarang Kitab Durusullughoh untuk para mahasiswa yang sampai sekarang belum ada. Semoga. (4)

Nasyrul Fikroh

Transformasi nilai lebih bernuansa kedalam, maka nasyrul fikroh lebih mengarah keluar, ekspansi. Darussalam tidak diseting untuk berskala mini. Akan tetapi, harus melewati batas territorial, ia harus me-nasional bahkan go internasional. Tengok alumni Gontor, mereka telah memasuki setiap lini dalam Bangsa ini. Hal ini adalah keniscayaan bagi Alumni Darussalam dimasa mendatang. Amin.

Dalam bukunya ‘Islam: A Chalenge To Faith’ Samuel M. Zwemmer, membahas bahwa islam adalah tantangan untuk keimanan seorang kristiani. Dalam buku itu, ia juga membahas sistem kaderisasi ulama yang dilakukan di Universitas Al-Azhar Kairo. Ia menggambarkan bahwa Islam adalah a real enemy for the west yang harus dihadapi bersama-sama. Tulisan ini menginspisasi Barat untuk terus berhadapan frontal dengan Islam. (5)

Dalam masalah ini, pernah atau tidak pernah membaca buku tersebut, KH. Imam Zarkasyi sangat jeli. Pertama; beliau mencipta Gontor menggunakan konstruksi baja dengan dasar beton bertulang. System badan wakaf ala Al-Azhar telah menjadi system yang kuat yang menjamin kelangsungan hidup pesantren. Kedua; System kaderisasi ulama telah dimulai dengan program PKU Cios ISID. Ketiga; beliau mengangkat tema seribu gontor. Inilah nasyrul fikroh. Tema ini mengandung makna harapan tinggi bahwa gontor harus mewarnai Indonesia bahkan dunia. Darussalam, sebagai satu bagian dari seribu gontor tentu tidak akan melewatkan prores nasyrul fikroh ini. Dan media tulisan, akan memberi saham yang tidak sedikit. Insya Allah.


Media Kaderisasi, Propokasi dan Propaganda

Buku ‘Das Kapital’ karangan Karl Mark telah menjadi media kaderisasi yang mendorong para pengikutnya mendirikan negara komunis. Akibat ideology ini, sekian juta jiwa melayang, sekian kehancuran terjadi. Buku dan idioligi ini adalah mimpi buruk peradaban hasil dari tulisan. (6)

Buku-buku lain yang isinya sama sangat banyak jumlahnya: Buku 'Ayat-Ayat Setan' karangan Salman Rusdi pada awal tahun 2002 yang berisi hujatan. Buku 'The True Quran' yang menyatakan bahwa al-Quran yang sekarang beredar kurang lengkap dan jauh dari kesempurnaan. Pada tanggal 28 Juli 2003, Majalah Newsweek memuat artikel bertajuk, 'Chalengging The Quran'. Artikel yang ditulis akademisi Jerman Christhop Luxenberg (nama samaran) yang isinya menghujat al-Quran. (7)

KH. Rahmat Abdullah, menulis kritik terhadap system kaderisasi dan propaganda kesesatan yang dijejalkan kepada generasi muda melalui media tulisan, "Seorang penulis membahas Atheisme dengan indah. Tanpa harus mendeklarasikan bahwa ia sedang melawan Tuhan. Dengan tulisanya ia menggiring pembaca untuk bersatu padu melawan Tuhan. Dengan begitu, ia terlepas dari tuduhan atheis sedangkan para pembacanya teracuni dan menjadi katalisator merebaknya para penentang Tuhan."

Dihalaman berikutnya beliau menulis, "Novel-novel berbau lendir bertebaran tak terbendung. Dibiayai dan didistribusikan dengan gencar sampai ke pelosok-pelosok paling terpencil dari negeri ini. Meracuni otak para remaja dengan tema sentral seputar perzinaan dan perselingkuhan. Didalam suatu rumah, sepasang suami istri yang telah sah menikah dan baru beberapa minggu berbulan madu harus berpisah hanya karena masalah sepele, sementara diseberang sana dalam rumah lain sepasang belia hidup romantis, tanpa ikatan nikah, semua penuh cinta. Novel itu diakhiri dengan clossing statemen yang meracuni karakter remaja dan generasi muda. 'Apalah artinya selembar surat nikah, bila hidup penuh neraka. Lebih baik cinta sejati walau tanpa ikatan resmi'." Naudzubillah.(8)

Ketika Kita Berhenti Menulis

Ketika kita berhenti menulis, akan ada orang-orang lain yang mengisi kekosongan itu dengan menghasilkan mahakarya masterpiece yang gilang gemilang, jika ia mengusung tema kebenaran. Atau sebaliknya akan terjadi kehancuran besar jika tulisan itu mendukung tema kebatilan dan kerusakan.

Ketika kita berhenti menulis, akan tercipta jeda lama antar generasi. Kemajuan yang seharusnya cepat menjadi terlambat. Ide dan pokok pikiran yang seharusnya diterjemahkan dan di-bumikan hanya menjadi pengiring kain kapan tersimpan dibawah pusara, tak sempat diwariskan melaui tulisan.

Ketika kita berhenti menulis, akan ada kemunduran. Sebab, kita mengabaikan perintah pertama: membaca dan tidak peduli dengan perintah selanjutnya: menulis. Padahal, Allah Swt. Telah mengajari manusia dengan Perantaraan pena (Alladzi 'allama bil qalam), lalu kenapa kita tidak turut mengajari manusia dan menasehati mereka dengan pena?


* Penulis : Guru Pesantren Darul Aitam, Garut. Alumni Reward 2010 Pesantren Darussalam. Alumni Angkatan 2 Ma'had 'Aly An-Nu'aimy Jakarta.


Referensi : 

1. Dari Gontor Merintis Pesantren Modern, KH. Imam Zarkasyi, Gontor Press, Jawa Timur, Cet. 1, September 1996.
2. Risalah Ilmiah Figur Darusalam, No. 06
3. llmu yang akan lenyap pertama kali seperti yang disebutkan Oleh Rasulullah. Lihat: Sunan Ibnu Majah, juz 6 hal. 196 )
4. Daurah Peningkatan Mutu guru dan Manajemen Lembaga Pendidikan Islam di Gedung LPMP (Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan). Diadakan oleh L-Data (Lembaga Dakwah dan Taklim, pimpinan DR. M. Yusuf Harun, MA.) bekerjasama dengan LP3IT (Pimpinan Ust. Suroso). Daurah ini diikuti oleh penulis dan salah seorang Kader Pesantren Darussalam, Ust. M. Yasfi Afazani.
5. Islam A Chalenge to Faith, Studies on The Mohammedan Relogion And The Needs And Opportunities Of The Mohammedan Worlds From The Standpoint Of Christian Missions, Samuel M. Zwemmwer, F.R.G.S, New York, Student Volunteer Movement For Foreign Missions, 1907, Second Revised Edition, Prepared By: www. Muhammadanism.ogr, August 18, 2004.
6. Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah, Michael H. Hart, 1978, Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982,PT. Dunia Pustaka Jaya, Jln. Kramat II, No. 31A, Jakarta Pusat. Dengan beberapa perubahan.
7. Swaramuslim.net, Aspirasi & Muslim Voice Oleh : Redaksi 14 Aug 2003 - 1:36 pm. Dengan beberapa perubahan.
8. Pilar-Pilar Asasi, KH. Rahmat Abdullah, Hal. 67, 69. Dengan beberapa perubahan.

0 komentar:

Posting Komentar