Ahlan Wasahlan wa Marhaban Biziyaaratikum.. Selamat Membaca dan Menikmati Sajian dari kami.. :)..
Penasihat : Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam | Pemimpin Umum : Joko Waluyo, S.Pd.I | Pemimpin Redaksi :Devi Muharrom Sholahuddin, Lc. | Wakil Pemimpin Redaksi : Muhammad Sendi Sayyina, S.Pd.I | Dewan Redaksi : Ali Nurdin, M.S.I, Asep Deni Fitriansyah, M.Phil., Asep Ali Rosyadi, S.Ag., Asep Roni Hermansyah, S.Pd.I, Ajat Syarif Hidayatullah, S.Pd.I Al-Hafidz | Distributor : Munir Hermansyah, S.Pd.I, Egi Mulyana, S.Pd.I, Acep Mutawakkil | Dapur Redaksi : Gedung Perpustakaan Pondok Pesantren Darussalam Sindang Sari Kersamanah Garut Indonesia 087758202070 | Risalah Ilmiah FIGUR Darussalam diterbitkan oleh Forum Ilmiah Guru (FIGUR) Pondok Pesantren Darussalam, terbit seminggu sekali, Redaksi menerima tulisan dari berbagai kalangan dan berhak untuk mengeditnya tanpa merubah maksud dan isi tulisan | Kritik dan saran silahkan hubungi redaksi via surat, telepon atau email (figur-darussalam@yahoo.com)

Senin, 08 November 2010

UPAYA MENGGAPAI CINTA KEPADA ALLAH

No. 10

Topik : Tadabbur/Tausiah

UPAYA MENGGAPAI CINTA KEPADA ALLAH
Oleh : Asep Ali Rosyadi, S.Ag.
(Guru TMI PP. Darussalam)

Berbiacara masalah cinta sangatlah menarik terutama bagi kaum remaja meskipun kadang – kadang pelik dan rumit karena sebenarnya siapa yang harus lebih kita cintai di dunia ini dan sekarang ini.

Dalam menjalani kehidupan cinta memang sangatlah dibutuhkan, karena manusia tak akan mampu menjalani hidup tanpa cinta. Tanpa cinta, kehidupan akan terasa gersang, hati menjadi keras dan tubuhpun akan menjadi kurus kering laksana mayat, maka selayaknya manusia hidup dipenuhi dengan perasaan cinta dan kasih sayang, tapi jangan salah dalam bercinta ! sebab kalo kita terlalu cinta terhadap harta, harta tersebut suatu saat akan hancur dan binasabahkan ketika meninggal harta itupun kita tinggalkan dan akan dibagi – bagikan sebagai harta warisan. Jika kita cinta kepada wanita apalagi sampai tergila – gila maka ingatlah bahwa itu hanyalah dorongan syahwat dan ia akan hilang atau berakhir dengan tragedi kematian salah satunya atau bahkan kedua – duanya.

Cinta yang harus kira cari adalah cinta yang kekal dan tak akan binasa. Cinta yang akan menambah kekuatan kita dan kita tak takut akan berakhir dengan kekerasan, penentangan, penghianatan, atau keretakan hubungan. Ya…cinta yang abadi. Yaitu cinta kita kepada Allah SWT sang pencipta seluruh jagat raya termasuk diri kita.

Mari kita renungkan sebuah ayat dalam Al-qur`an surat At-Taubah : 24 yang artinya : “Katakanlah ! jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiaannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan rosul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak akan member petunjuk kepada orang-orang fasik”.
Dalam ayat ini Allah melukiskan sebuah gambaran, seandainya saja ada delapan jenis rasa cinta di satu sisi timbangan dan di satu sisi lainnya berisi cinta kepada-Nya kemudian keduanya ditimbang, jika yang delapan hal itu lebih berat walaupun hanya seberat atom saja, maka bersiaplah menunggu apa yang akan kita peroleh berupa label sebagai orang fasik.

Allah berfirman :”Dan Allah tidak member petunjuk kepada orang-orang fasik”. Orang fasik dalam ayat ini adalah orang yang lebih mencintai delapan hal itu daripada cintanya kepada Allah, meskipun hukum mencintai delapan hal itu mubah (boleh). Karena sebenarnya terhadap delapan hal itu, Allah menyuruh kepada kita sesuatu, yaitu :
Bapak – bapak kalian : Allah memerintahkan kita berbuat baik.
Isteri- isteri kalian : Nabi berwasiat tentang isteri kita, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada keluarganya(HR. Tirmidzi, Ad-Darami dan Ibnu Hibban)

Harta – harta yang kalian uahakan, perniagaan kalian, dan tempat tinggal kalian, yaitu rumah-rumah yang megah yang biasa kamu tinggal disana, semua itu boleh. Ayat ini tentunya bukan seruan untuk meninggalkan, tapi untuk membandingkan mana yang harus lebih kita cintai.

Allah telah memberikan kepada kita kemampuan untuk mencintai Isteri, anak dan keluarga kita. Dialah yang telah menumbuhkan rasa cinta dihati kita, lalau memberitahu kita bahwa yang paling utama kita harus mencintai-Nya melebihi cinta kita kepada yang lain.

Orang yang beriman sangat mencintai Allah maka sebagai orang yang mengaku beriman kepada Allah, Cintailah Allah sebesar nikmat yang Dia berikan kepada kita, Cintailah Allah karna kesempurnaan-Nya, cintai Allah karna karunia-Nya kepada kita, karna kelembutan-Nya kepada kita, dan cintailah Allah karena hidayah-Nya kepada kita.

Nabi bersabda: “Tiga hal siapa yang memilikinya, ia akan merasakan kelezatan iman ; Hendaklah Allah dan Rosul-Nya lebih ia cintai dari yang lainya, ia mencintai seseorang karna Allah dan ia benci kembali kepada kekufuran seperti ia benci dilemparkan ke neraka (HR: Bukhori Muslim)
Cinta adanya dihati, musibah terbesar bagi hati ketika ia tidak mampu melakukan tugas yang menjadi tujuan dasar dari penciptaan hati tersebut. Karena ia diciptakan untuk mengenal Allah dan mencintai-Nya dan pada hakikatnya kita tidak mengetahui sesuatu, sebab puncak dan dasar pengetahuan adalah mengenal dan mencintai (mahabbah) Rabb kita.

Mungkin saja semua dari kita akan mengaku mencintai Allah, tapi pengakuan itu akan diuji oleh Allah untuk membedakan pengakuan yang benar daripada yang bohong.

Janganlah mengaku cinta kepada Allah dengan ucapan semata, tetapi buktikanlah melalui perbuatan kita. Kita bisa menyatakan apa saja baik itu benar atau bohong, namun yang benar adalah perbuatan kita.
Jika kita ingin mengetahui kadar cinta kita kepada Allah, maka ukurlah diri kita dengan ayat ini: “katakanlah (hai Muhammad) jika kamu semua (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku” maka pertanyaannya adalah sudahkah kita mengikuti apa yang di perintahkan Allah dan Rosulnya ?

Sebenarnya semua orang rindu dan ingin menggapai cinta yang hakik, yaitu Cinta kepada Allah. Namun kadang-kadang hawa nafsu kita mengajak kita untuk lebih mencintai hal-hal lain. Maka berikut ini adalah beberapa kiat yaitu untuk menggapai cinta kepada Allah :
1. Jangan terus-menerus melakukan kemaksiatan. Kita semua sering berbuat kesalahan tetapi bila kita ingin menggapai cinta Allah janganlah kemaksiatan itu kita lakukan berulangkali, maka dosa yang terus menerus kita lakukan harus segera kita hentikan.
2. Segeralah tinggalkan “teman jelek kita” teman jelek adalah mereka yang suka berbuat hal yang sia-sia dan selalu mengajak kita untuk berbuat maksiat.
3. Kerjakanlah shalat lima waktu tepat pada waktunya, dan terus lakukan hal tersebut.
4. Biasakanlah melaksanakan shalat berjamaah di mesjid.
5. Perbanyaklah mengingat Allah dan berdo’a terutama do’a memohon keteguhan iman.
6. Hapal kanlah Juz Amma, lalu kerjakanlah shalat malam sambil menhapalkannya dan jangan lupa datangilah majlis-majlis ilmu.
7. Carilah dan bergaulah dengan orang sholih.
8. Bicaralah Agama kepada teman kita lalu ajaklah mereka kepada kebenaran.

Alangkah indahnya hidup kita ini seandainya kita mampu menggapai cinta kepada Allah dengan melaksanakan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya karena dengan begitu Allah pun akan mencintai dan mengampuni dosa-dosa kita bahkan seluruh penghuni langit dan bumi, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadist yang artinya: “ Sesungguhnya Allah apabila mencintai seorang hamba, dipanggilah jibril seraya berfirman kepadanya “Bahwa sanya aku telah mencintai pulan maka cintailah engkau kepadanya”. maka jibrilpun mencintainya kemudian diumumkan kepada penghuni langit . (jibril) berkata :”sesungguhnya Allah telah cinta kepada sifulan maka cintailah dia” maka seluruh penghuni langitpun mencintainya, selanjutnya cinta kasih itu sampai kepada penduduk bumi (demikian pula) bila Allah membenci seorang hamba, dipanggilah jibril seraya berfirman kepadanya ”bahwasanya aku telah membenci fulan maka bencilah engkau kepadanya” maka jibrilpun membencinya kemudian diumumkan kepada penghuni langit sesungguhnya Allah telah membenci si fulan maka bencilah dia maka dibencilah dia selanjutnya benci pulalah seluruh penghuni bumi kepadanya (HR Muslim).

Akhir kata, mari kita berdo’a: “Wahai dzat yang memutar balikan hati, teguhkanlah hati kami kepada Agama-Mu, Wahai dzat yang mengendalikan hati, arahkan hati kami untuk menaati-Mu dan menaati Rosul-Mu”
“Wahai dzat yang menguasai jiwa manusia, masukanlah kami kedalam golongan orang –orang yang mencintai-Mu dan mengikuti jejak langkah utusan-Mu yang mulia, Muhammad SAW. Amien…

Referensi;

1. Al-Qur’an dan terjemahnya
2. Amru Kholid, Hati Sebening Embun
3. KH. Qomaruddin Sholeh dkk, Pedoman menuju akhlak muslim

0 komentar:

Posting Komentar